“Apa-apa yang tidak kau sadari tidak dapat kau kelola” ~Teddi Prasetya Yuliawan
Regulasi diri adalah kemampuan unik manusia untuk mengelola pikiran, perasaan dan perilakunya. Kemampuan ini unik, karena hanya dimiliki oleh manusia. Dalam khazanah ilmu Islam, regulasi diri adalah fungsi dari ‘aql (akal).
Kemampuan regulasi diri ini membuat manusia mampu mengenali emosinya sendiri. Juga mampu mengarahkannya ke arah yang lebih produktif dan memberdayakan. Tanpa kemampuan regulasi diri, manusia akan menjadi budak dari pikiran dan emosinya. Alih-alih mengendalikannya, justru ia akan dikendalikan olehnya.
Itulah sebabnya, orang-orang yang bahagia dalam hidup ini bisa dipastikan memiliki kemampuan regulasi diri yang bagus. Mereka yang sukses dalam kariernya pun bisa dipastikan memiliki kemampuan regulasi diri yang bagus. Begitu juga dengan mereka yang berhasil mencapai resolusi tahunannya.
Meskipun secara default sudah ada dalam diri manusia, kemampuan regulasi diri perlu dilatih. Bila tidak dilatih, maka kita tidak akan efektif dalam memanfaatkannya. Bagaimana cara melatihnya?
melatih-regulasi-diri
Berikut beberapa tips yang dapat Anda manfaatkan:
Kenali emosi Anda.
Apa yang Anda rasakan? Sensasi apa yang Anda rasakan di tubuh Anda? Di bagian mana persisnya sensasi tersebut Anda rasakan? Bila kita tidak mengenali emosi yang kita rasakan, kita akan kesulitan mengelola dan mengarahkannya.
Kenali pikiran Anda. Apa yang Anda pikirkan? Apa yang Anda katakan dalam pikiran Anda? Suara apa yang Anda dengar dalam benak Anda? Film apa yang Anda tayangkan dalam benak Anda? Kenali apapun yang melintas dalam pikiran Anda saat Anda merasakan emosi tertentu. Sadari bahwa pikiran bukanlah realitas. Pikiran adalah kesimpulan/persepsi kita terhadap realita, bukan realita itu sendiri.
Tetapkan blocking time dan tepati.
Saat Anda mengerjakan sesuatu, tetapkan waktu khusus dimana Anda hanya akan mengerjakan aktivitas tersebut dan tepati. Misalnya, saat membuat tulisan, saya menetapkan waktu pk.05.00-05.30 selama rentang waktu tersebut, saya hanya akan menulis dan mengabaikan aktivitas lainnya.
Lakukan penundaan.
Tidak semua penundaan buruk. Bahkan kemampuan menunda adalah kemampuan dasar dalam regulasi diri. Saat Anda mengalami dorongan kuat untuk melakukan sesuatu yang buruk, tundalah. Melihat diskon besar di mall tapi Anda sudah over budget? Tundalah belanja Anda. Ingin bersantai sementara kerjaan membuat laporan belum selesai? Tundalah. Ingin minum vietnam coffee sementara sedang diet gula? Tundalah.
Berlatih reframing.
Reframing adalah melihat makna lain dari sebuah keadaan/peristiwa. Misalnya, saat Anda kesal dengan perilaku seseorang, cobalah pikiran maksud baik dari orang tersebut. Memikirkannya dapat mengurangi rasa kesal Anda. Atau saat Anda mengalami peristiwa yang tidak Anda inginkan, cobalah untuk mencari hikmahnya – apa pembelajaran yang Anda dapatkan dari peristiwa tersebut. Bisa juga saat Anda merasakan emosi negatif tertentu, tanyakan ke diri Anda, apa pesan yang ingin disampaikan oleh emosi tersebut?
www.sahabatpare.com
#mr.aji